Penerapan NDT (Non-Destructive Testing) untuk Analisis Pelapukan Cagar Budaya Menggunakan Alat XRF
Studi Kasus Candi Mendut
DOI:
https://doi.org/10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v8i2.131Keywords:
Analisis Non-Destuktif, XRF, Pelapukan batu, Candi MendutAbstract
Cagar budaya merupakan tinggalan budaya yang bernilai tinggi sehingga sangat penting untuk dilestarikan. Cagar budaya umumnya dijumpai dalam jumlah yang sangat terbatas dan telah mengalami pelapukan. Usaha konservasi material diperlukan untuk mempertahankan kelestariannya. Konservasi yang dilakukan memerlukan analisis sebagai dasar tindakan. Mengingat pentingnya cagar budaya maka sangat dibutuhkan metode pengujian yang bersifat tidak merusak bendanya (non-destruktif). Metode pengujian non-destruktif yang dikenal antara lain XRF (X-Ray Fluorescene). Kajian ini menguji penerapan alat XRF untuk memahami pelapukan cagar budaya, subjek yang dikaji adalah Candi Mendut. Hasil kajian menunjukkan bahwa analisis dengan alat XRF menghasilkan data yang relatif akurat, cepat, dan mudah dilaksanakan di lapangan. Berdasarkan kandungan silika dalam sampel, batu-batu Candi Mendut belum mengalami pelapukan yang serius, kecuali bagian bilik dalam yang telah mengalami pelapukan dengan tingkat yang bervariasi. Pelapukan batu bilik diperkirakan akibat aktivitas mikroba karena tingginya kandungan phospat dan sulfat dalam batu. Pelapukan pada dinding bagian luar yang cukup banyak diamati adalah terbentuknya endapan garam, penggaraman yang terjadi merupakan proses pengendapan garam silikat dan karbonat dengan kation yang dominan adalah kalsium. Pertumbuhan organisme pada permukaan batu terjadi pada batu jenis-jenis tertentu dengan komposisi yang berbeda. Batu yang ditumbuhi organisme mengandung besi, kalium, dan phospor yang relatif rendah karena unsur-unsur tersebut merupakan nutrisi bagi metabolisme organisme. Udara tercemar turut mempengaruhi pelapukan batu Candi Mendut, ditandai dengan kandungan sulfur pada batu-batu candi. Namun kandungan tersebut belum menunjukkan adanya gejala pelapukan yang signifikan. Kandungan sulfur dalam endapan garam juga relatif rendah sehingga dampak udara tercemar tidak mempengaruhi penggaraman. Berdasarkan pengolahan dan interpretasi data yang dilakukan maka permasalahan pelapukan Candi Mendut dapat dipahami dengan lebih baik. Hasil analisis permasalahan pelapukan ini dapat menjadi acuan dalam pengambilan tindakan konservasi yang diperlukan.