Pelestarian Warisan Budaya Kota (Urban Heritage) Melalui Pendekatan Heritage Urban Landscape (HUL) dan Cultural Heritage Integrated Management Plans (CHIMP)
DOI:
https://doi.org/10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v14i1.230Keywords:
Urban Heritage, Heritage Urban Landscape, Cultural Heritage Integrated Management PlansAbstract
Pelestarian warisan budaya kota (urban heritage) saat ini mengalami tantangan yang cukup besar. Laju pembangunan menjadi ancaman dalam menggeser nilai nilai budaya itu sendiri. Bagaimana mendesain sinergitas antara warisan yang bersifat fisik dan nofisik melalui pendekatan Heritage Urban Landscape (HUL) dan Cultural Heritage Integrated Management Plans (CHIMP)? Apakah kedua metode tersebut sesuai untuk diterapkan? Lantas, bagaimana kedua metode tersebut bekerja? Dalam pengelolaan dan pelestarian warisan budaya perkotaan (urban heritage), ada dua pendekatan yang dilakukan. Pertama adalah pendekatan Heritage Urban Landscape (HUL), pendekatan ini dilakukan dengan metode melihat warisan budaya kota sebagai aset sosial, ekonomi dan budaya untuk pengembangan kota dan bergerak diluar pelestarian fisik lingkungan, dan berfokus kepada lingkungan manusia beserta lingkungannya baik yang bersifat bendawi maupun tak bendawi. Metode yang kedua adalah pelestarian dengan pendekatan Rencana Manajemen Terpadu Warisan Budaya (Cultural Heritage Integrated Management Plans / CHIMP). CHIMP adalah instrumen inovatif yang secara efektif mengelola perlindungan dan pengembangan daerah perkotaan bersejarah secara berkelanjutan menuju warisan budaya kota yang menarik, kompetitif dan multifungsi. Instrumen ini menyeimbangkan dan mengkoordinasikan antara kebutuhan akan warisan budaya dengan kebutuhan dari “pengguna” (masyarakat) dan stakeholder terkait yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan dari warisan budaya kota tersebut. Metode pendekatan tersebut baik HUL maupun CHIMP sesuai untuk diterapkan dalam pelestarian warisan budaya kota. Kedua metode tersebut mampu menghubungkan dan menyeimbangkan antara pembangunan sosial- ekonomi yang berkelanjutan dengan perlindungan warisan budaya dan identitas yang dimiliki. HULlebih banyak bergerak diluar pelestarian fisik lingkungannya, sedangkan CHMIP bergerak disemua aspek pelestarian. Perbedaan bukan merupakan suatu kelebihan dan kekurangan, namun merupakan dua pendekatan yang sebenarnya saling melengkapi. Identifikasi karakteristik yang dimiliki ini menjadi penentuan awal apakah metode pendekatan dengan HUL atau CHIMP. Karakteristik kota yang didominasi oleh karakter dan nilai budaya yang bersifat fisik lebih cocok menggunakan pendekatan CHIMP dan sebaliknya kota yang mempunyai lebih banyak karakter nilai budaya non fisik akan lebih sesuai menggunakan pendekatan HUL.
Downloads
References
Negussie, Elene dan Kerstin Westerlund Bjurström. Using Hul To Introduce A New Heritage Driven Concept For City Development: The Stockholm experience. ICOMOS, 2014.
Regensburg, Stadt. Hero ”Heritage as Opportunity”: “The Roads to Succes”, Integrated Management of Historic Town. Guidebook. Germany, 2011.
Scheffler, Nils, Matthias Ripp, Barbara Bühler dan HerO Lead Partner. HerO ”Heritage as Opprtunity”. “The Roads to Success: Integrated Management of Historic Town, Thematic Report (4). 2010.
Scheffler, Nils in cooperation with Matthias Ripp and Barbara Bühler. Cultural Heritage Integrated Management Plans. Thematic Report (1.0). 2009.
UNESCO World Heritage Centre. Vienna Memorandum on World Heritage and Contemporary Architecture Managing the Historic Urban Landscape, 20 May 2005. Vienna, Austria: UNESCO World Heritage Centre, 2005.
UNESCO. Recommendation on the Historic Urban Landscape. Paris: UNESCO, 2011.
UNESCO. The Hul Guidebook : Managing heritage in dynamic and constantly changing urban environments. A practical guide to UNESCO recommendation on the Historic Urban Landscape. 2016.