REKONSTRUKSI MATERIAL PEMBANGUNAN BENTENG-BENTENG NUSANTARA

STUDI KASUS BENTENG KERATON BUTON DAN INDRAPATRA

Authors

  • Ari Swastikawati Balai Konservasi Borobudur
  • Leliek Agung Haldoko Balai Konservasi Borobudur
  • Pramudianto Dwi Hanggoro Balai Konservasi Borobudur
  • Arif Gunawan Balai Konservasi Borobudur

DOI:

https://doi.org/10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v16i2.297

Keywords:

Benteng nusantara; Mortar; Kapur tohor;

Abstract

Benteng Keraton Buton dan benteng Indrapatra termasuk benteng tradisional yang dapat mewakili beberapa benteng nusantara di Indonesia, dimana kontruksinya menggunakan pengetahuan dan teknologi tradisional berdasarkan tradisi masyarakat setempat kala itu. Terkait jenis material batuan dan komposisi bahan perekatpun menjadi menarik untuk dikaji agar dapat dibuktikan secara ilmiah. Tujuan kajian ini untuk mengetahui jenis batuan, komposisi mineral spesi/mortar, metode pembuatan spesi/mortar tradisional dan sifat fisik-mekanik spesi/mortar tiruan Benteng Indrapatra dan Keraton Buton. 

Metode penelitian dalam kajian ini adalah survai dan eksprimen didasarkan pada hasil analisis laboratorium komposisi mortar asli dan baru dari Benteng Keraton Buton dan Benteng Indrapata. 

Berdasarkan hasil survai dan analisis laboratorium diketahui bahwa Jenis batuan penyusun Benteng Keraton Buton berupa batu gamping non klastik, klastik dan kristalin, sedangkan Benteng Indrapatra berupa batu gamping klastik, batu gamping non klastik, batu andesit dan koral/terumbu. Perbandingan binder dan agregat mortar asli Benteng bervariasi, mulai dari 1:1, 1:2, 1:3, 1: 4 dan 2:3. Adapun Jenis mortar asli baik dari Benteng merupakan mortar kapur yang sangat didominasi oleh kehadiran kalsium karbonat (CaCO3) dengan persentasi kehadiran di atas 84%. Proses yang menentukan keberhasilan dalam proses pembuatan mortar kapur adalah proses pembakaran batu gamping dan proses perendaman kapur tohor.

Berdasarkan hasil tersebut sebaiknya mortar kapur diterapkan untuk perbaikan dalam rangka menjaga dan memelihara bahan cagar budaya, namun untuk kegiatan yang bersifat perkuatan struktur diperlukan bahan aditif untuk mempercepat proses pengeringan dan meningkatkan kekuatan mortar.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anonim. 2012. Benteng Wolio Tetap Jadi Daya Tarik Buton. https://www.pikiran-rakyat.com. diakses 28 Januari 2021

Anonim. 2016. Skala Kekerasan Mohs dan Cara Menggunkanya. https://www.geologensia.com Diakses, 14 Maret 2021

Antara. 2020. Benteng Terluas di Dunia Ada di Buton, Dibangun Pakai Campuran Putih Telur. https://travel.tempo.co. Diakses tanggal 26 Januari 2021

Borrelli Ernesto. 1999. Binder. Laboratory Handbook. Conservation of Architectural Heritage, Historic Structur and Material. ICCROM, Rome

Croci, Giorgio. 1998. The Conservation and Structural Restoration of Architectural Heritage. Computational Mechanics Publications Southampton, UK and Boston, USA

Degryse, P., Elsena, J. dan Waelkens, M. 2002. Study of Ancient from Sagalassos (Turkey) in View of Their Conservation. Univeritas Katholieke Leuven, Belgia.

Doehene and Price. 2010. Stone Conservation: An Overview of Current Research. The Getty Conservation Institute, Los Angles.

Duli, Akin. dkk. 2012. Zonasi Benteng Keraton Buton, Kota Baubau, Propinnsi Sulawesi Tenggara. Laporan Kegiatan. Balai Pelestarian Cagar Budaya Makasar

Gulec, A and Ersen, A. 2014. Characterization of Ancient Mortars: Evaluation of Simple and Sophisticated Methods. Jurnal of Achitectural Conservation.

Hastanto, G. 2012. Benteng Wolio Tetap Jadi Daya Tarik Buton. https://www.pikiran-rakyat.com. Diakses tanggal 15 Maret 2021.

Papayianni, I and Stefanidou, M. 2007. Case Strudy: Durability Aspects of Ancient Mortars of the Archeological site of Olynthos. Labotarory of Buliding Material, Department Civil EngineeringAristotle University of Thessaloniki.

Supriyadi, dkk. 2014. Zonasi Benteng Sorawolio 1, Benteng Sorawolio 2 dan Benteng Baadia Kota Bau-Bau Provinsi Sulawesi Tenggara. Laporan Kegiatan

Satya, Yudhi S.D., Monita Olivia, Edy Saputra, 2015, Durabilitas Mortar Geopolimer Campuran Abu Terbang (FA) Dan Abu Sawit (POFA) di Lingkungan Gambut, Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Teknik vol 2 no. 2., Universitas Riau

Swastikawati, Ari. 2012, Efektifitas EDTA dalam Membersihkan Endapan Garam pada Cagar Budaya Berbahan Batu. Laporan kajian. Balai Konservasi Borobudur.

Swastikawati, Ari, Haldoko, LA dan Adhidhuto, L.S. 2019. Material Penyusun Struktur Benteng Inong Balee. Buletin Arabes Nomor 1 Volume 3 Bulan Juni Tahun 2019. Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh dan Sumatera Utara, Banda Aceh.

Terry, R.D., Chilingar, G.V., 1955, Comparison Charts for Visual Estimation of Percentage Composition: Journal Sedimentary Petrology vol. 25 no. 3, Allen Hancock Foundation, Los Angles, California

Tjokrodimuljo (1996) dalam Veliyati (2010). Pengaruh Faktor Air Binder Terhadap Kuat Tekan dan Workability Fly Ash Based Geopolymer Mortar. Skipsi, Jurusan TekniK Sipil. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Wahyudi, M. 2020. Benteng Keraton Buton Terluas Di Dunia, Warisan Membanggakan Tanpa Utang. https://dinamikasultra.com. Diakses tanggal 28 Januari 2021

Kemdibud. Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya. http://cagarbudaya.kemdikbud.go. Diakses tanggal 1 Desember 2020

Downloads

Published

2022-12-28

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>