KARAKTERISTIK FISIK DAN MINERALOGI TUFF PENYUSUN CANDI PLAOSAN

Authors

  • Leliek Agung Haldoko Balai Konservasi Borobudur

DOI:

https://doi.org/10.33374/jkcb.v17i2.306

Keywords:

Candi Plaosan, tuff, densitas, porositas, kekerasan, kuat tekan

Abstract

Candi Plaosan yang terletak di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dibangun menggunakan material andesit dan tuff. Tuff pada Candi Plaosan di antaranya dipakai pada bagian pagar, stupa perwara dan talud parit. Tuff memiliki karakteristik yang lebih mudah lapuk jika dibandingkan dengan andesit. Akibatnya kebutuhan batu pengganti untuk jenis tuff menjadi lebih besar. Permasalahan terjadi ketika batu pengganti yang digunakan memiliki kualitas yang tidak sesuai dengan batu aslinya. Karena itu perlu penelitian untuk menentukan karakteristik tuff penyusun Candi Plaosan.

Penelitian dilakukan untuk memperoleh karakteristik fisik maupun mineralogi tuff penyusun Candi Plaosan. Karakteristik fisik yang diteliti meliputi parameter densitas, porositas, kekerasan dan kuat tekan. Selain itu dilakukan analisis mineralogi untuk mengetahui jenis tuff dan komposisi mineral penyusunnya.

Hasil penelitian menunjukkan batu kulit Candi Plaosan merupakan jenis lithic tuff, sedangkan untuk batu isian terdiri dari dua jenis yaitu lithic tuff dan vitric tuff. Nilai densitas tuff batu kulit berkisar antara 1,12-1,23 g/cm3 sedangkan untuk batu isian antara 0,96-1,20 g/cm3. Porositas batu kulit berkisar antara 45,56-47,00% sedangkan untuk batu isian antara 46,54-50,59 %. Kekerasan tuff batu kulit maupun batu isian memiliki nilai yang sama yaitu 3 skala mohs. Tuff batu kulit memiliki kuat tekan 46,15-67,71 kg/cm2 sedangkan pada batu isian berkisar antara 28,81-51,86 kg/cm2. Dengan karakteristik fisik dan mineralogi yang telah diperoleh, maka batu pengganti yang akan digunakan diharapkan dapat memenuhi seluruh karakteristik batu aslinya.

 

 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Endarto, D. (2005). Pengantar Geologi Dasar. LPP UNS dan UNS Press. Surakarta.

Fischer, R.V. (1966). Rocks Composed of Volcanic Fragments and Their Classification. Elsevier. Amsterdam.

Haryono, T., Sismanto, Supranto, B. Prasisto, A.T. Hascaryo, I. Sunaryo, A. Setyastuti, W. Kuswiyanto, I.P. Putra, A. Munandar, Lukito. (2004). Pelapukan Batu Candi Siwa Prambanan dan Upaya Penanganannya. Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta.

Mulyaningsih, S., Husadani, Y.T., Umboro, P.A., Sanyoto, S., dan Purnamawati, D.I. Aktivitas Vulkanisme Eksplosif Penghasil Formasi Semilir Bagian Bawah di Daerah Jetis Imogiri, Jurnal Teknologi Technoscientia Vol. 4 No. 1/VIII/2011

Purwaningsih, A.E. (2018). Upaya Pelestarian dan Pemanfaatan Candi Plaosan. Skripsi. Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro Semarang.

Romanzah, A. (2015). Identifikasi Batuan Penyusunan Pagar Candi Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten Menggunakan Metode Geolistik Konfigurasi Wenner. Skripsi. Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta

Setyastuti, A. (2011). Belajar dari Kearifan Lokal Nenek Moyang dalam Rekayasa Lahan dan Pembangunan Candi Prambanan : Buletin Narasimha No. 4/IV/2011. Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta.

Schmid, R. (1981). Descriptive Nomenclature and Classification of Pyroclastic Deposits and Fragments. Springer Nature. Switzerland.

Vundo, B.B. (2018). Pelestarian Candi Sambisari Sebagai Warisan Bersejarah di Kalasan Yogyakarta. Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta.

Williams, H., F.J. Turner, C.M. Gilbert. (1982). Petrography: An Introduction to The Study of Rocks in Thin Section. W. H. Freeman and Company. San Francisco.

Yanuardi, M.H. (2009). Penyebab Kerusakan dan Pelapukan Beserta Penanganannya: Studi Atas Faktor Biotik dan Abiotik di Candi Borobudur. Jurnal Sejarah Lontar Vol. 6 No. 2. Universitas Negeri Jakarta.

Downloads

Published

2024-02-29